Kamis, 26 Desember 2019

Resensi Novel MATAHARI, karya : Tere Liye


MATAHARI
Karya : Tere Liye


Judul             : Matahari
penulis          : Tere Liye
penerbit         : Gramedia
tebal buku    : 400 hlm
kota terbit     : Jakarta
tahun terbit   : 2016
harga             : Rp. 88.000

Novel “Matahari” merupakan buku ketiga dari serial “Bumi”. Di dalam buku novel ini diceritakan kembali petualangan Raib dengan kedua sahabatnya yaitu Seli dan Ali. Jika di novel sebelumnya yaitu novel Bulan, mereka melakukan perjalanan di Klan Matahari, maka di novel ini mereka melakukan petualangan di Klan Bintang, sebuah klan yang hanya dianggap sebuah legenda karena nyaris tak satupun orang mengetahui dimana letak klan ini berada.

Dikarenakan keingintahuaan Ali tentang klan ini, dia mempelajari banyak hal dari tabung pertah yang diberikan oleh Av (Novel Bulan) yang berisi soft copy seluruh perpustakaan Klan Bulan. Tabung perak tersebut semacam hardisk berkapasitas berjuta-juta giga yang isinya bisa diproyeksikan dalam bentuk hologram 3 dimensi.

Setelah belajar dari situ, akhirnya Ali menciptakan kapsul perak yang dia beri nama ILY (Novel Bulan) untuk mengingat teman berpetualang mereka saat di Klan Matahari. ILY memiliki kekuatan gabungan antara Klan Bulan dan Klan Matahari. Dia dapat menghilang dan mengeluarkan petir. ILY memiliki kemampuan dapat menembus lapisan tanah bagian tanah hingga beribu-ribu kilometer.

Dari mempelajari buku-buku itu, Ali berhasil menemukan keberadaan dari Klan Bintang dan ia sangat antusias untuk mengunjungi Klan tersebut. Sebenarnya Ali, Raib dan Seli bisa saja pergi ke sana menggunakan buku matematika miliki Raib seperti pada petulangan-petualngan sebelumnya. Namun, Raib sudah berjanji kepada Av dan Miss Selena untuk tidak menggunakannya tanpa seijin mereka. Akhirnya dengan mengendarai kapsul perak yang dibuat oleh Ali yang diberi nama ILY, petulangan ke Klan Bintang dimulai.

Mereka mulai berpetualang melewati lorong-lorong kuno dan mulai mencari tahu di mana orang-orang Klan Bintang berada. Perjalanan mereka melalui lorong ini tidak selancar yang dikira. Mereka harus menghadapi banyak ular yang berukuran besar. Dengan kekuatan masing-masing, mereka saling bekerja sama menaklukkan ular-ular tersebut.

Tidak hanya sampai disitu saja. Setelah menghadapi ular, mereka juga harus menghapi kelelawar raksasa dengan jumlah yang banyak saat mereka memasuki lorong yang penuh dengan kristal. Kristal-kristal pada lorong ini perlu dihancurkan supaya dapat melanjutkan perjalan mereka untuk mencari tempat Klan Bintang berada. Saat mereka menghancurkan kristal-kristal, mereka diselamatkan dan ditangkap oleh orang-orang dari Klan Bintang.

Setelah itu mereka dibawa ke Lembah Hijau yang merupakan salah satu tempat orang-orang Klan Bintang tinggal. Lembah ini dipimpin oleh oleh seorang wanita yang sudah sangat tua bernama Faar.
Mereka bertiga hidup sangat tenang dan dapat menikmati berbagai teknologi canggih di sini. Suatu ketika mereka dihidangkan makanan berupa bubur namun rasa yang didapat dapat berubah sesuai keinginan dari yang memakannya walaupun bentuknya tetap sama saja. Tidak hanya makanan, mereka juga mengenakan pakaian canggih yang dapat berbuah sesuai keinginan pemakainya.

Kehidupan mereka yang tenang menjadi terusik oleh penguasa dan aparat Klan Bintang yang berada di ibu kota. Penguasa dan aparat Klan Bintang tersebut tidak menginginkan ada orang yang tinggal di Klan Bintang dan memiliki kemampuan seperti yang dimiliki oleh Ali, Raib dan Seli. Orang-orang yang memiliki kekuatan dari Klan Matahari, Klan Bulan dan Klan Bumi harus ditangkap karena dianggap sebagai ancaman.

Mereka bertiga pun segera melarikan diri dan bersembunyi serta melakukan perlawanan penguasa aparat ibu kota. Dari sinilah puncak keseruan dari cerita petualangan mereka bertiga. Di saat-saat terdesak akan banyak kejutan-kejutan dari perlawanan yang mereka lakukan. Kemampuan yang mereka miliki tidaklah cukup untuk menghadapi lawan. Mereka juga harus menggunakan taktik, kecerdikan dan siasat dalam melakukan perlawanan.

Setelah lepas dari pasukan Klan Bintang mereka masih harus menghadapi pasukan robot besar yang jumlahnya banyak. Tidak hanya besar, robot-robot ini mampu membaca semua gerak-gerik Ali, Raib dan Seli karena telah dilengkapi dengan teknologi canggih.

Karakter Raib yang ragu-ragu, Ali yang selalu berpikir positif serta tenang dalam menghadapi berbagai masalah dan Seli yang penakut melengkapi keseruan cerita dari petualangan mereka bertiga. Seli yang paling penakut justru banyak melakukan perlawanan mengejutkan saat Ali dan Raib buntu dan membutuhkan bantuan.

Jika anda ingin membaca buku ini, disarankan untuk membaca dua novel sebelumnya yaitu Novel Bumi dan Novel Bulan karena cerita Novel Matahari ini merupakan lanjutan dari cerita kedua novel tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar