Sabtu, 24 Agustus 2019

Literasi dalam Modernitas dan Revolusi Indutri 4.0



Revolusi idustri 4.0 merupakan peralihan dari sistem komputerisasi ke sistem digital dengan AI atau Artifical Intellegence yang serba otomatis. Dalam segala hal akan mempermudah pekerjaan manusia dan akses ke berbagai informasi. Generasi saat ini ‘mileneal’ tentu tak asing dengan kehadiran perangkat digital yang sudah menjadi gaya hidup. Menggunakan dan memanfaatkannya bukan persoalan sulit bagi generasi 4.0.

Di sisi lain sejuta manfaat dari kemajuan teknologi yang sangat mempermudah hidup, terdapat dampak negatif yang muncul. Salah satu dampak adalah berkurangnya kegiatan literasi, kegiatan membaca buku tergantikan dengan isilah ‘mabar’ dan game online. Terdorong dan terpengaruh pergaulan lingkungan keseharian yang bila berkumpul dan bersosialisasi terkadang justru sibuk dengan gedget masing-masing.

Gerakan literasi telah gencar dilakukan oleh pemerintah dan digelorakan keseluruh sekolah di Indonesia. Gerakan literasi akan efektif bila menjadikannya ritinitas, salah satu cara adalah dengan lierasi 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Gerakan itu sudah digalakkan dan berjalan di sekolah-sekolah, tentu literasi akan lebih berkesan dan menarik bila bukan hanya lierasi membaca, tetapi juga tulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah.

Jiwa literasi yang mulai luntur perlu di tumbuhkan kembali. Pendekatan dan bagaimana cara menumbuhkembangkan literasi di era modern dan revolusi industri adalah dengan menyesuaikan keduannya. Gerakan ‘ E-literasi’ atau digitalisasi literasi merupakan salah satu terobosan yang bisa dilakukan, dan tentu harus dikemas semenarik mungkin. Hal itu dapat dilakukan mulai dari lingkungan sekolah dasar, SMP, SMA, bahkan perkuliahan. Memunculkan akulturasi dengan perpaduan antara kondisi zanam dan gerakan literasi, memunculkan budaya baru yang tak menghapus ke-khas an kedua unsur perpaduan. Memulai dari itu, perkembangan literasi akan sesuai dan beriringan dengan zaman yang terus maju. Maka jiwa literasi harus tetap dalam jangkauan minat generasi mileneal saat ini. Kemudahan dalam mengakses buku bacaan segala jenis, termasuk buku pelajaran ataupun catatan. Kepraktisan itu akan menumbuhkan semangat belajar bagi siswa, dan tentusaja mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Sikap yang tepat dalam menyikapi perkembangan literasi di era modernisasi dan revolusi industri 4.0 adalah dengan bijak memanfaatkan kemajuan teknologi. Kita menguasai teknologi, bukan justru sebaliknya. Kedewasaan diri dalam membagi waktu, mengolah mindset yang benar dalam penggunaan teknologi, dan menjunjung tinggi moral ketaqwaan,  akan menjadikan generasi saat ini menjadi ujung tombak yang akan menembus berbagai tantangan negeri ini di masa depan. Menyadari bahwa kia adalah generasi penerus bangsa dan menumbuhkembangkan jiwa literasi, kita harus menjadi agen generasi emas penerus bangsa.

‘Berani berkarya dengan bahasa, salam budaya, salam literasi’.



“Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena        dengan buku aku bebas. (Mohammad Hatta)”



http://journal.student.uny.ac.id