Minggu, 27 Oktober 2019

Sinopsis Novel "Larung" karya Ayu Utami



Judul                    : Larung
Penulis                 : Ayu Utami
Penerbit               : Jakarta, KPG
Tahun terbit        : KPG. 1998


Novel Larung merupakan novel kedua karya Ayu Utami setelah selesainya novel saman. Saman dan larung merupakan golongan novel dwilogi, keduanya mempunyai keterkaitan dalam bentuk isi  . Larung adalah seorang pemuda tangguh yang mempunyai masalah hidup yang keras dan menantang. Suatu permasalahan yang ia alami yaitu larung ingin neneknya meninggal. Tetapi kenyataan tidak membuat larung senang karena neneknya tidak bisa meninggal dunia karena ia mempunyai kisah hidup yang tidak sama seperti mausia normal pada umumnya. Nenek terlihat aneh, ia memiliki kekuatan pancaran ghaib dan mistis..Tubuh nenek yang begitu ringan dan tua itu seperti ada sinar hitam yang merasuk kedalamnya. Tubuhnya penuh dengan susuk dan hatinya berisi jompa-jampi, bahkan pemikirannya pun penuh dengan mantra. 

Namun Larung tetap bersih keras ingin membunuh neneknya itu, apalagi ibu Larung mendukung akan hal yang diakukannya. Tetapi ada satu hal yang bisa membuat nenek itu meninggal, yaitu dengan mewariskan sesuatu yang ghaib didalam hidup nya. Segala cara dilakukan larun, seakan tanpa letih ia mencari cara dalam misi yang ia lakukan kali ini. Suatu ketika Larung menemukan beberapa foto lama yang terlihat tua dan usang. Namyn gmbarnya masih cukup jelas dan larung mengenal seseorang yang wajahnya terpampang dibalik foto yang ia temukan. Beralih pada cerita Saman, dan keempat sahabatnya, yaitu Shakuntala (seorang penari), Cok (pengusaha), Yasmin (pengacara), dan Laila (seorang jurnalis).

Cerita kemudian beralih ke tahun 1996, saat Cok, Yasmin, dan Laila berencana untuk menengok sahabat mereka bersama Shakuntala yang akan tampil dalam pertunjukan kesenian kolaborasi seniman Indonesia-Amerika. Shakuntala tinggal di New York dan berprofesi sebagai penari. Yasmin yang bekerja sebagai pengacara serta aktifis hak asasi manusia dan sudah menikah dengan Lukas yang ingin bertemu dengan Saman di New York, kekasinya yang tinggal di Amerika dan pernah jadi buron di Indonesia karena di tuduh sebagai dalang kerusuhan di Medan. Saman adalah mantan frater pembimbing retret Cok, Yasmin, Laila, dan Shakuntala saat masih SMP.

 Laila yang bekerja sebagai fotografer ingin bercumbu dengan Sihar, kekasihnya yang sudah beristri dan kebetulan sedang itugaskan di Amerika, sedangkan Cok datang ke Amerikahanya untuk main-main, menemui Yasmin dan Laila. Laila kemudian bercumbu dengan Shakuntala, sahabatnya yang memang sejak dari remaja sudah menjadi biseksual. Yasmin memuaskan perilaku seksualnya kepada Saman yang menderita meshokisme.

Pada tanggal 26 Juli 1996 di Jakarta dan New York, Yasmin mengirim surat kepada Saman mengenai hubungan atau seksualitas Yasmin. Di musim panas Saman membuka email dan mendapatkan kabar dari Larung yang bercerita tentang survey lokasi untuk percetakan tanah dan Saman pun mulai berhubungan dengan Larung sekitar satu tahun yang lalu. Larung mendapatkan Saman dari Yasmin dan Cok. 

Mesti latar belakang dan cara memperkenalkan diri agak ganjil, Saman tidak pernah merasa curiga. Saman agak heran kedua bulan setelah perkenalanya, Larung telah memperoleh alamat di @komodo, sebuah jaringan yang tertutup, di mana pesan-pesan di-entry, sehingga hanya bisa di buka oleh alamat-alamat yang didaftarkan, agar informasi yang dikirim tidak bias disadap saat melalui penyelenggara. Yasmin dan Saman mereka dalam tim yang bekerja untuk pendanaan dan membikin jaringan. Yasmin menulis pesan kepada Saman dan Saman menerima pesan tersebut yaitu tentang peristiwa 27 Juli. Karena lelah Saman berimajinasi atau bermimpi tentang Yasmin yang dimakan oleh Larung.

New York, 5 Agustus 1996, mimpi tersebut membuat Saman meninggalkan kecemasan dan surat Yasmin datang yaitu tentang ia yang menyembunyikan tiga aktivis yang dianggap atau dituduh sebagai dalang kerusuhan, kemudian meminta bantuan Larung Saman untuk membawa lari tiga aktivis tersebut ke luar negeri. Dalam usaha pelarian tiga aktivis tersebut, yaitu Bilung, Koba, dan Wayan Togog, mereka dibantu Anson bin Argani, petaninkaret yang suka pasangan seksual, namun kemudian menjadi penjahat dan bajak Laut karena pernah dipenjara akibat kerusuhan di Medan. Anson adalah adik angkat Saman ketika masih menjadi pendeta di Medan, namun dalam perjalanan melarikan tiga aktivis twrsebut, Saman dan Larung tertangkap aparat kepolisian. Salah satu dari mereka yaitu Larung dituduh sebagai pencuri motor dan polisi itu menendang Lrung. Larung terus di introgasi tetapi ia tetap diam dan akhirnya Larung mati di tembak dan beberapa saat kemudian kepada Saman. Konflik yang dibahas masih sama seperti novel saman sebelumnya. Perselingkuhan , politik, komunisme, dan adegan-adegan vulgar. Didalam cerita tersebut saman sebagai buronan pada masa orde baru. Saat itu indonesia sedang dikuasai golongan megawati.

Resensi Novel " Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari


RONGGENG DUKUH PARUK

Karya : Ahmad Tohari


Identitas buku :
Judul        : Ronggeng Dukuh Paruk
Penerbit   : Gramedia Pustaka Utama
Genre       : Fiksi
Tebal        : 174 halaman
Tahun rilis  : 1982

Resensi :
                Kisah dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, mengisahkan kisah cinta seorang Srintil dan Rasus dan kehidupan warga Dukuh Paruk. Srintil adalah salah satu gadis di Dukuh Paruk yang merupakan daerah terpencil dan miskin. Di novel ini diceritakan tradisi kebanggaan warga Dukuh Paruk, yaitu tradisi Ronggeng. Kesenian dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Suatu kejadian membuat tradisi ini musnah. Kejadian tersebut merenggut belasan nyawa warga Dukuh Paruk melayang, karena keracunan tempe bongkrek. Peristiwa itu membuat gairah hidup masyarakat Dukuh Paruk melemah. Kemudian tidak lagi memikirkan tentang Ronggeng.

Kabar bahagia terdengar ke seluruh Dukuh Paruk. Mereka menemukan kebali semangat hidup setelah melihat seorang gadis desa bernama Srintil yang memiliki bakat alami sebagai ronggeng, bakat itu terlihat ketika ia bermain di telaga bersama teman – temannya yaitu Rasus, Warta, Dan Darsun. Itulah Srintil, sang ronggeng Dukuh Paruk.

Bakat tersebut dilihat oleh Sarkaya, kakek Srintil. Berbekal keyakinan, Sarkaya membawa Srintil kehadapan dukun ronggeng Kartareja. Srintil menunjukkan kebolehannya dalam menari disaksikan oleh dukun dan beberapa warga desa. Sarkaya berharap, Srintil bisa menyambung tali ronggeng yang sempat putus. Betapa bahgianya warga dukuh paruk melihat ronggeng baru mereka, setelah itu Srintil menjadi gadis milik masyarakat Dukuh Paruk sepenuhnya.

 Seorang ronggeng harus melalui beberapa langkah upacara. Upacara untuk menjadi seorang ronggeng pun dilalui Srintil satu per satu hingga ke puncak, yaitu “Bukak Klambu”. Bukak klambu yaitu menyerahkan keprawanannya untuk lelaki imbalan paling mahal.

Meskipun Srintil sendiri merasa ngeri, tak ada kekuatan atau keberanian untuk menolaknya. Srintik telah terlibat dan larut sebagai tokoh utama tradisi ini. Di sisi lain, Rasus, lelaki yang srintil cintai tidak bisa berbuat banyak, oleh karena itu Rasus pergi untuk meninggalkan Srintil dan Dukuh Paruk. Luka hati Srintil dan Rasus karena tradisi ronggeng, melatarbelakangi kepergian Rasus.

 Rasus merantau ke Pasar Dawuhan, disana ia menjadi seorang “tobang”.  Tobang adalah pesuruh tentara. Selang beberapa lama ia dilatih dan dibina, kondisinya berbalik bak telapak tangan. Dulunya miskin dan butawarna berubah menjadi seorang prajurit gagah. Ia memutuskan untuk kembali ke Dukuh Paruk.

Terlebih lagi ketika ia berhasil melumpuhkan dua perampok yang hendak merampas harta ronggeng di rumah Kartareja, ia semakin dihormati di Dukuh paruk.

Kepergian Rasus membuat Srintil murung dan membuat bingung seluruh warga desa, dan kebanyakan mereka tidak senang dengan sikap Srintil. Dalam kurun waktu tertentu Srintil tak mau menari dan menghabiskan waktu mengasuh bayi gonder dengan gaya asuhan seorang ibu. Jelas sikap itu tidak mencerminkan seorang ronggeng.

Suatu hari, Srintil dan  warga Dukuh Paruk mendapat undangan untuk mengisi acara agustusan dengan tari ringgeng di kecamatan. Namun nasib sial bagi Srintil, momen itu dimanfaatkan oleh PKI dengan memasang simbol-simbol dan slogan PKI.

Memang malang nasibnya, semua yang ada diacara tersebut ditangkap dan dituduh sebagai anggota PKI, kemudian dipenjara.

Sama dengan nasib Desa Dukuh Paruk, musim paceklik menjadi masalah besar. Karena paceklik terjadi di beberapa daerah, terjadilah penjarahan dari kelompok Bakar. Warga Dukuh Paruk ricuh dan tak berdaya. Akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan kepada kepolisian Dawuhan, namun ditolak karena dianggap sebagai antek-antek PKI.

Tarian Srintil tak sama dengan yang dulu. Apalagi setelah mendekam dipenjara politik selama dua tahun. Guncangan jiwa mengakhiri perjalanannya sebagai ronggeng.

Kondisi juga memaksa dirinya untuk menikah dengan Bajus. Srintil berusaha untuk mencintainya, namun Bajus justru menjual Srintil ke pegawai proyek.  Sontak gangguan jiwa Srintil semakin parah, hingga membuatnya hilang akal.

Sampai akhirnya, lelaki yang mencintainya yaitu Rasus, membawanya ke rumahsakit jiwa.





KOMENTAR :
Buku seorang Ahmad Tohari, cerita bertolak belakang dengan latarbelakang beliau. Seorang Kyai besar, yang menulis novel yang berisi pelacuran dan seksualitas. Namun dibalik itu, ada beberapa hal yang dapat diambil sebagai hikmah. Pelacuran adalah penyakit di masyarakat anomi yang tak bermoral dan harus kita sadari. Terdapat kisah historis penggambaran masa-masa PKI, sekaligus kritik kepada pemerintah. Alur cerita yang sad ending,  membuat cerita Ronggeng Dukuh Paruk meninggalkan rasa mengganjal dalam benak saya.
               

Minggu, 20 Oktober 2019

Sinopsis novel Saman


1. Judul Buku: Saman
2. Nama Pengarang: Ayu Utami
3. Penerbit: Gramedia
4. Kota Terbit: Jakarta
5. Tahun Terbit: 2002
6. Jumlah Halaman: ix + 198 halaman

Saman, mepunyai nama asli Athanasius Wisanggeni. Wis, begitulah ia biasa dipanggil. Wis yang beragama Katolik itu, mengabdikan dirinya sebagai Pastor. Ia ingin ditugaskan uktuk keagamaan di Perabumulih, daerah masa kecilnya yang menyimpan banyak misteri. Namun, ia tidak diizinkan hanya boleh berlibur saja ke sana. Wisanggeni ditugaskan sebagai Pator paroki Parid yang melayani kota kecil Perabumulih dan Karang Endah, wilayah keuskupan Palembang. Sebelum sampai pada tempat tugasnya, ia menyempatkan diri ke bekas rumahnya 10 tahun silam. Setelah beberapa kali ke rumah itu, dan akrab dengan sang pemilik rumah, ia mendapat kepercayaan untuk tinggal di situ selama pemiliknya ke Jakarta untuk melahirkan.Ketika tinggal di rumah itu, Wis kembali bisa merasakan hawa-hawa aneh seprti masa kecilnya. Ia juga bisa mendengar suara adik-adiknya serta bercakap-cakap dengan bahasa masing-masing. Tiba-tiba Wis mendengar suara minta gadis tolong dan iapun berlari ke sumber suara sampai di sebuah sumur di tengah hutan. Setelah itu Wis berteriak minta tolong pada warga sekitar. Dan setelah warga berdatangan,ternyata tak seorangpun berani masuk menolong si gadis. Wis memeranikan diri melakukan itu. Ia dan gadis itu selamat. Gadis itu bernama Upi. Ia adalah manusia yang keejiwaanya terganggu dan tidak mengerti bahasa manusia. Ketika Wis mengembalikan Upi kepada orang tuanya, baru ia ketahui bahwa Upi diasingkan oleh ibunya di rumah pemasungan yang sangat kecil, tidak lebih dari baik dari kandang kambing. Merasa tidak tega, dan sedikit demi sedikit muncul rasa sayang dihatinya, Wis membuatkan rumah pasung baru untuk Upi yang lebih besar dan nyaman. Tidak hanya itu yang ia lakukan. Melihat keadaan perkebunan di sana ia merasa prihatin. Ia jug takut jika mereka pindah dari situ Upi tidak akan mendapat rumah yang lebih baik dari sekarang. Kemudian dengan izin dari Uskup untuk berkarya di perkebunan, Wis membuat tempat engolahan karet sederhana untuk wilayah Lubukrantau itu dan membuat pembangkit listrik.
Suatu ketika, kerusuhan terjadi. Pembangkit listrik buatan Wis dirusak orang. Dan ternyata orang tersebut adalah orang suruhan perusahaan kelapa sawit yang ingin membeli lahn perkebunan karet. Dan hanya Wis beserta keluarga Upi sangat kokoh untuk idak menjual lahan mereka. Para pembeli itu merasa geram, mereka mengumpulkan perempuan dan anak kecil dalam surau kemudian membakar seluruh rumah warga dan menculik Wis penjara pengasingan. Di situ Wis disiksa habis-habisan dan dipaksa mengakui apa yang tidak ia lakukan. Ia terpasa mengarang cerita untuk mengurangi penyiksaan bahwa ia adalah komunis yang hendak mengjristenkan para petani Lubukrantau, membuat Sorga di bumi dan ingin mengganti presiden. Ia terus melakukan itu sampai suatu hari, tempat penyekapannya itu terbakar. Ia merasa terjebak oleh api, namun setelah mendengar suara-suara masa kecilnya, tanpa ia ketahui caranya, ia selamat dari lahapan api itu. Ia dibawa ke rumah sakit dan emudian dirawat oleh suster-suster gereja di kediaman mereka. Ia mengaanti kartu identitasnya sampai peristiwa itu selesai di pengadilan dua tahun kemudian. Ia memilih nama Saman tanpa alasan khusus.
Dlam kehidupannya, Saman juga pernah terlibat dengan kehidupan empat orang gadis yang saling bersahabat. Shakuntala, sseseorang yang membenci ayahnya. Yasmin, seseorang yang membenci guru dan Laila yang membenci laki-laki. Sementara, Cok tidak bisa menemukan apa yang harus ia benci. Kebencian Laila pada laki-laki lenyap ketika ia jatuh cinta pertama kali pada Wisanggeni yang kala itu sebagai mahasiswa seminari yang ditugaskan membimbing rekoleksi tentang kesadaran sosial di SMP mereka. Sayangnya, keluarga Minang Laila itu melihat purinya bergaul dengan calon Pastor. Dan Yasmin yang Katolik juga tidak menyetujui itu. Namun, Yasmin pula yang sering membantu pertemuan Laila dengan Wis atas dasar peersahabatan.
Semakin berjalannya waktu, semuanya tengah berubah. Laila tidak lagi mencintai Wisanggeni yang sudah mengganti nama menjadi Saman. Kali ini ia mencintai Sihar, seseorang yang sudah beristri. Laila paling kuat mempertahankan keperawanannya dibanding ketiga sahabatnya. Dia juga satu-satunya yang belum menikah.
Posisi Saman di Indonesia sudah tidak aman lagi setelah kejadian di Medan. Persahabatan itu juga yang kemudian menyelamatkan Saman. Ia dikirim ke New York oleh Yasmin dan Cok. Dari kejadian itu dan kejadian sebelum keberangkatan Saman, akhirnya mereka sering berkomunikasi lewat dunia maya. Saman sangat dekat dengan Yasmin, didukung dengan kesamaan kepercayaan mereka dan Yasmin pula orang pertama yang menenggalkan jejekanya Pastor Saman. Di akhir cerita, Yasmin berselingkuh dengan Saman.