Kamis, 26 Desember 2019

Resensi Kumpulan Cerpen Prolet, Karya : Mim Yudiarto


KUMPULAN CERPEN PEROLET
Karya : Mim Yudiarto


Judul Buku           :  Kumpulan Cerpen Prolet
Pengarang            :  Mim Yudiarto
Tebal Halaman     :  104 + 8 halaman romawi
Penerbit                :  IPB Press
Cetakan                :  2017
Harga buku          : Rp. 65.000

 Melihatlah selalu ke bawah, di atas hanya ada langit!, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kumpulan cerpen “Prolet”.

- Kumpulan Cerita Pendek  Prolet, hal 24.
Di bagian ini menceritakan tentang bumi sedang berbalik. Perputarannya memusingkan kepala Prolet.  Dia merasa hidup di angkasa luar.  Asing dan terasing . Itu perasaan Prolet waktu dia memasukki kantor tempatnya bekerja setelah bebas di terimanya.  Dua bulan lebih dia tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Tugasnya hari ini sederhana saja.  Seperti biasa.  Bersih --bersih kantor dan mentransfer gallon-galon air, membeli makan siang untuk para bos dan Tuan puteri.  Prolet sangat bersemangat ketika tuan puteri meminta dibelikan gado gado yang sangat disukainya.   Mengingatkan Prolet saat dia disapa cinta.

- Dari penggalan cerita pada cerpen " Melihat ke bawah, Di atas hanya ada langit. Hal 21
“ Akhirnya kamu datang juga nak. Terima kasih Gusti….” Prolet tidak mampu berkata kata.  Semua suara tersangkut di tenggorokan.  Sedikit saja dia bersuara, pastilah sedu sedan  yang akan mengudara.  Prolet membantu si mboknya duduk.  Masih memegang tangannya yang menghangat dengan cepat.  Tangan keriput yang puluhan tahun menjaganya tetap hidup dalam limpahan kasih ibu.

- Penggalan cerita pada cerpen Prolet ‘ Surga ada di bakiak si mbok”.  Hal 75
Kumpulan Cerita Prolet merupakan buku fiksi  kumpulan cerita pendek pertama  karya Mim Yudiarto.  Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2017.  Buku ini terdiri dari 24 cerita pendek tentang perjalanan batin seorang anak muda berusia sekitar 20 tahunan yang dapat menangkap dengan cerdas fenomena sosial  yang terjadi di sekitarnya  dan dicatat di lembaran buku kecil.
Tidak seperti buku kumpulan cerpen  pada umumnya maka Cerita Prolet ini menawarkan kita tentang kisah biasa yang terjadi sehari hari tetapi karena kejelian penulisnya dalam meramu merangkai kalimat maka kisah biasa ini menjadi tidak biasa.  Menjadi unik karena mengajarkan filosofi kehidupan dengan bahasa sederhana tanpa kesan menggurui  atau kalau menurut bahasa penulisnya yang juga penulis puisi adalah bahasa sederhana dengan kalimat semenjana untuk kisah kisah sehari hari  yang menyentuh hati.

Cerita Prolet sangat lengkap .  Mulai dari kisah asmara malu malu antara Prolet dan tuan puteri bosnya.  Hubungan dengan teman sejawat yang aneh & licik  seperti  sahwat.  Cinta luhur ibu terhadap anak semata wayangnya.  Kekagetan sosial ketika Prolet pertama kali naik pesawat.  Keheranan dan takjubnya Prolet akan  system peradilan di Indonesia negeri yang dicintanya .

Empati pada anak jalanan yang kurang beruntung .  Ketakutan pada  dampak negative virus computer  'wanna cry' ,  serta kekhawatiran Prolet akan nasib anak anak muda bangsa yang mati sia sia dalam tawuran antar pelajar.   Semuanya lengkap ada rasa bahagia tertawa terbahak bahak, rasa ingin menangis, terharu, bangga , penyesalan.  Semua rasa lengkap tersaji  dalam kumpulan cerita pendek ini  selengkap nasi goreng ibu atau istri tercinta  untuk sarapan kita di pagi hari.

Buku ini dikemas dengan apik dengan tata bahasa yang baik dan minim kesalahan.  Penulisnya sangat jeli dalam menulis sehingga anda tidak akan terganggu dengan kesalahan tanda baca atau hilangnya huruf dari suatu kalimat.

Kesimpulannya  buku  Kumpulan cerita pendek Prolet ini sangat direkomendasikan untuk dibaca dengan rentang usia yang sangat panjang dari anak anak hingga dewasa.  Buku ini  seru juga untuk dibacakan bagi murid murid di sekolah. Kumpulan Cerita dalam perjalanan batin Prolet sarat dengan pengalaman hidup yang dapat dicontoh, kebaikan yang dapat ditiru serta kejahatan yang dapat kita hindari.

Buku ini menanamkan pendidikan karakter lewat pengalaman hati seorang pemuda  dengan nama Prolet .  Tambahan catatan tebal,  Prolet menasehati  tanpa menggurui, mengajak kebaikan tanpa memaksa  sehingga kita tidak akan bosan membacanya serta bersiaplah  mendapatkan kejutan di akhir cerita.

“ Akhirnya kamu datang juga nak. Terima kasih Gusti….” Prolet tidak mampu berkata kata.  Semua suara tersangkut di tenggorokan.  Sedikit saja dia bersuara, pastilah sedu sedan  yang akan mengudara.  Prolet membantu si mboknya duduk.  Masih memegang tangannya yang menghangat dengan cepat.  Tangan keriput yang puluhan tahun menjaganya tetap hidup dalam limpahan kasih ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar