KUMPULAN CERPEN PEROLET
Karya : Mim Yudiarto
Judul Buku : Kumpulan Cerpen Prolet
Pengarang : Mim
Yudiarto
Tebal Halaman : 104 +
8 halaman romawi
Penerbit : IPB
Press
Cetakan : 2017
Harga buku : Rp. 65.000
Melihatlah selalu ke bawah, di atas hanya ada
langit!, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kumpulan cerpen “Prolet”.
- Kumpulan Cerita Pendek Prolet, hal 24.
Di bagian ini menceritakan tentang bumi sedang berbalik.
Perputarannya memusingkan kepala Prolet.
Dia merasa hidup di angkasa luar.
Asing dan terasing . Itu perasaan Prolet waktu dia memasukki kantor
tempatnya bekerja setelah bebas di terimanya.
Dua bulan lebih dia tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Tugasnya hari
ini sederhana saja. Seperti biasa. Bersih --bersih kantor dan mentransfer
gallon-galon air, membeli makan siang untuk para bos dan Tuan puteri. Prolet sangat bersemangat ketika tuan puteri
meminta dibelikan gado gado yang sangat disukainya. Mengingatkan Prolet saat dia disapa cinta.
- Dari penggalan cerita pada
cerpen " Melihat ke bawah, Di atas hanya ada langit. Hal 21
“ Akhirnya kamu datang juga nak.
Terima kasih Gusti….” Prolet tidak mampu berkata kata. Semua suara tersangkut di tenggorokan. Sedikit saja dia bersuara, pastilah sedu
sedan yang akan mengudara. Prolet membantu si mboknya duduk. Masih memegang tangannya yang menghangat
dengan cepat. Tangan keriput yang
puluhan tahun menjaganya tetap hidup dalam limpahan kasih ibu.
- Penggalan cerita pada cerpen
Prolet ‘ Surga ada di bakiak si mbok”.
Hal 75
Kumpulan Cerita Prolet merupakan
buku fiksi kumpulan cerita pendek
pertama karya Mim Yudiarto. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun
2017. Buku ini terdiri dari 24 cerita
pendek tentang perjalanan batin seorang anak muda berusia sekitar 20 tahunan
yang dapat menangkap dengan cerdas fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya dan dicatat di lembaran buku kecil.
Tidak seperti buku kumpulan
cerpen pada umumnya maka Cerita Prolet
ini menawarkan kita tentang kisah biasa yang terjadi sehari hari tetapi karena
kejelian penulisnya dalam meramu merangkai kalimat maka kisah biasa ini menjadi
tidak biasa. Menjadi unik karena
mengajarkan filosofi kehidupan dengan bahasa sederhana tanpa kesan
menggurui atau kalau menurut bahasa
penulisnya yang juga penulis puisi adalah bahasa sederhana dengan kalimat
semenjana untuk kisah kisah sehari hari
yang menyentuh hati.
Cerita Prolet sangat lengkap
. Mulai dari kisah asmara malu malu
antara Prolet dan tuan puteri bosnya.
Hubungan dengan teman sejawat yang aneh & licik seperti
sahwat. Cinta luhur ibu terhadap
anak semata wayangnya. Kekagetan sosial
ketika Prolet pertama kali naik pesawat.
Keheranan dan takjubnya Prolet akan
system peradilan di Indonesia negeri yang dicintanya .
Empati pada anak jalanan yang
kurang beruntung . Ketakutan pada dampak negative virus computer 'wanna cry' ,
serta kekhawatiran Prolet akan nasib anak anak muda bangsa yang mati sia
sia dalam tawuran antar pelajar.
Semuanya lengkap ada rasa bahagia tertawa terbahak bahak, rasa ingin
menangis, terharu, bangga , penyesalan.
Semua rasa lengkap tersaji dalam
kumpulan cerita pendek ini selengkap
nasi goreng ibu atau istri tercinta untuk
sarapan kita di pagi hari.
Buku ini dikemas dengan apik
dengan tata bahasa yang baik dan minim kesalahan. Penulisnya sangat jeli dalam menulis sehingga
anda tidak akan terganggu dengan kesalahan tanda baca atau hilangnya huruf dari
suatu kalimat.
Kesimpulannya buku
Kumpulan cerita pendek Prolet ini sangat direkomendasikan untuk dibaca
dengan rentang usia yang sangat panjang dari anak anak hingga dewasa. Buku ini
seru juga untuk dibacakan bagi murid murid di sekolah. Kumpulan Cerita
dalam perjalanan batin Prolet sarat dengan pengalaman hidup yang dapat
dicontoh, kebaikan yang dapat ditiru serta kejahatan yang dapat kita hindari.
Buku ini menanamkan pendidikan
karakter lewat pengalaman hati seorang pemuda
dengan nama Prolet . Tambahan
catatan tebal, Prolet menasehati tanpa menggurui, mengajak kebaikan tanpa
memaksa sehingga kita tidak akan bosan
membacanya serta bersiaplah mendapatkan
kejutan di akhir cerita.
“ Akhirnya kamu datang juga nak.
Terima kasih Gusti….” Prolet tidak mampu berkata kata. Semua suara tersangkut di tenggorokan. Sedikit saja dia bersuara, pastilah sedu
sedan yang akan mengudara. Prolet membantu si mboknya duduk. Masih memegang tangannya yang menghangat
dengan cepat. Tangan keriput yang
puluhan tahun menjaganya tetap hidup dalam limpahan kasih ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar